Saturday, October 14, 2017

TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DAN MODELING SIMBOLIK GUNA MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK MENOLAK AJAKAN PERGAULAN BEBAS OLEH TEMAN SEBAYA DI SMA

Oleh:
Muhammad Khoirureza, S.Pd ( Konselor SMA Al Azhar Semarang)
Tentrem Basuki,S.Pd (Konselor SMK Negeri Jawa Tengah)
Dedi Wahyu Hartanto,S.Pd (Konselor SMA Negeri 7 Semarang)
Syafrina Maula Tsaniyah,S.Pd (Konselor SMP Darul Qur'an Bandung)


Remaja dapat disebut juga sebagai masa transisi, yakni transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa awal. Tugas perkembangan seorang remaja menurut Santrock ada pada perkembangan fisik dan kognitif, dan perkembangan sosio-emosional. Pada perkembangan fisik dan kognitif disini terjadi antara lain pubertas, pemikiran oprasional formal, hingga pengambilan keputusan, dan pada perkembangan sosio-emosional terjadi adanya otonomi dan attachment, konflik dengan orang tua dan serta adanya pembentukkan kelompok teman sebaya. Pada tugas perkembangan tersebut akan terdapat beberapa gangguan atau permasalahan tugas perkembangan yang muncul diantaranya, penggunanaan obat-obatan, kenakalan remaja , dan bunuh diri (Santrock), untuk masalah fisik dan kognitif. Selain masalah tersebut dalam masa ini juga terdapat masalah karena adanya tekanan dari teman sebaya dan konformitas untuk masalah sosio-emosinal.

Penggunaan obat-obatan terlarang, kenakalan remaja, dan bunuh diri yang dapat dipengaruhi karena hubungan teman sebaya pada era ini dapat disebut sebagai dampak dari pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang berlaku pada masyarakat. Faktor yang memperngaruhi pada terjadinya pergaulan bebas ini ada beberapa hal, antara lain; pengaruh kebudayaan, pengaruh keluarga, dan pendidikan serta iman (agama).

Pada teori Erikson (dalam Santrock) yang menyatakan pada masa remaja terjadi adanya kebingungan vs identitas, hal ini menunjukan bahwa remaja mencari identitas mereka sehingga cara yang ia gunakan dapat dengan meniru, mencoba-coba, dan bebrapa hal lain. Dalam kenyataannya remaja yang masuk dalam pergaulan bebas dikarenakan adanya orang yang telah mengawali sehingga mereka meniru, dan biasanya ini mudah menyebar karena adanya bujukan atau ajakan dari teman sebaya. Hal ini karena banyak remaja yang lebih meluangkan waktunya untuk berkumpul dengan teman sebaya, kemudian dengan sering bertemnunya mereka sesuai tugas perkembangan akan membentuk kelompok dan akan adanya konformitas dengan tekanan teman-teman sebaya yang dapat berdampak positif maupun negatif, dan bila salah penanganan maka akan banyak dampak negatif yang muncul seperti pergaulan bebas. Oleh karena itu teman sebaya memegang peran penting dalam terjadinya pergaulan bebas ini, yang utamanya banyak terjadi pada usia anak SMA.

0 comments:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com